Apakah Anda pernah menceritakan sesuatu yang telah Anda baca atau Anda dengar? Jika pernah, betulkah kata-kata atau kalimat penceritaan Anda sama persis dengan yang Anda baca atau Anda dengar? Tidak, bukan?
Nah, hal yang Anda lakukan itu termasuk kegiatan membuat parafrasa. Kegiatan apa saja yang termasuk membuat parafrasa dan bagaimana caranya, akan Anda dapatkan setelah mempelajari materi diklat berikut ini.
Membuat Parafrasa dari teks tertulis
KOMPETENSI |
INDIKATOR |
MATERI PEMBELAJARAN |
1.12 Membuat parafrasa dari teks tertulis |
·
Memparafrasa berbagai bentuk
kalimat (langsung-tak langsung, susunan kata) ·
Memparafrasa dialog- ·
Mengungkapkan kembali dengan
kalimat sendiri secara tertulis teks yang telah dibaca |
·
Teks ·
Cara/Teknik Menyususun Parafrasa |
Pengertian Parafrase Menurut Para Ahli
L. Behrens
Dalam A Sequence for Academic Writing disebutkan parafrase adalah suatu bagian yang menyajikan poin penting, penjelasan dan argumen namun tidak mengandung kata-kata yang mudah untuk diingat atau secara langsung. Selain itu parafrase juga disebutkan sebagai ringkasan, ditulis dengan kata-kata secara singkat menyatakan kembali poin utama dari penulis.
Kridalaksana
Lewat kamus linguistik III dijelaskan bahwa apa itu parafrase merupakan pengungkapan kembali konsep dengan cara lain melalui bahasa yang sama, tanpa mengubah makna dari kata-kata tersebut. Kemudian memberi kemungkinan pada penekanan yang agak berlainan.
Sudaryanto dan Crystal
Sudaryanto menyebut parafrase adalah bentuk lain atau makna lainnya sebagai informasi yang sama. Sementara itu Crystal menyebut parafrase merupakan istilah dalam linguistik untuk hasil atau proses produksi versi alternatif dari kalimat atau teks tanpa mengubah makna.
Apa itu Parafrasa
Ketika Anda mendapat tugas untuk mengalihkan bentuk puisi ke bentuk prosa atau sebaliknya,Anda tentulah berangkat dari ide pokok yang ada dalam puisi atau prosa bahasa itu.Berdasarkan ide pokok itulah Anda membuat karangan dalam bentuk lain dengan kata-kata atau kalimat Anda sendiri. Kegiatan semacam itu lazim disebut membuat parafrasa.
Parafrasa dapat juga berupa penginti sarian suatu wacana, baik dalam satu bahasa (mis: bahasa indonesia) maupun kedalam bahasa yang berbeda (mis: bahasa inggris ke bahasa indonesia). Di samping itu, parafrasa juga bisa berupa pengalihan dari informasi lisan menjadi informasi tulis atau sbaliknya, penalihan kara bentuk drama ke prosa atau sebaliknya, bahkan parafrasa juga bisa berupa pengalihan kalimat langsung menjadi tak langsung atau sebaliknya serta pengalihan suatu kata/ungkapan ke bentuk kata/ungkapan lain.
Dengan demikian, Parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa tertentu menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertian nya. Parafrasa dapat juga di artikan sebagai penguraian kembali suatu teks/karangan dalam bentuk/susunan kata yang lain dengan maksud dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Pengertian yang kedua ini sesuai dengan pengalihan dari puisi ke prosa atau sebaliknya.
Dalam pembuatan parafrasa, Anda tidak boleh melakukan perubahaan terhadap gagasan intinya. Yang boleh Anda lakukan hanyalah mengalihkan bahasa pengarang ke bahasa (kata-kata/kalimat) Anda sendiri.
Untuk dapat membuat parafrasa dengan tepat, dalam arti tidak menyimpang dari makna dan maksud yang dikehandaki oleh pengarang aslinya, ada dua kemampuan yang harus dimiliki:
- Kemampuan memahami secara tepat makna dan maksud objek yang akan diparafrasakan
- Kemampuan mencari bentuk lain yang dapat secara tepat mengungkapkan objek parafrasa.
Parafrasa merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Tujuan Parafrasa
Tujuan dari parafrasa adalah untuk menyederhanakan sebuah karangan (puisi) atau tulisan lain yang dibuat oleh penulis, agar mudah dipahami, tanpa mengubah isi dari makna karangan tersebut.
Ciri-ciri Parafrasa
- Bentuk tuturan berbeda
- Makna tuturan sama
- Substansi tidak berubah
- Bahasa atau cara penyampaian berbeda
Jenis Parafrasa
Dalam bahasa Indonesia, parafrasa dibagi menjadi dua jenis, yaitu parafrasa bebas dan parafrasa terikat. Berikut ini penjelasannya.
1. Parafrasa Bebas
Parafrase bebas adalah parafrase yang tidak mewajibkan penulis untuk menggunakan kata-kata asli yang digunalam dalam karya sastra rujukan untuk membangun karya satra yang lain, namun tetap mempertahankan inti dan makna dari karya sastra tersebut. Dalam parafrase bebas, penulis diberi kekebasan dalam menggunakan kata-kata lain, dan bahkan jika sama sekali tidak menggunakan kata dari teks asli.
2. Parafrasa Terikat
Parafrase terikat adalah parafrase yang mewajibkan pengguna dalam menggunakan kata-kata asli dalam karya sastra rujukan dan kemudian bisa ditambah dengan lata-kata lain untuk membangun karya sastra lain dengan bentuk yang lebih berbeda, namun makna dan intinya harus sama.
Parafrasa dibagi menjadi dua
- Parafrasa lisan
- Parafrasa tulisan
parafrase tulisan adalah Membuat parafrasa secara tulisan umumnya dilakukan untuk melatih keterampilan menulis dan menyampaikan kembali informasi atau karya sastra yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan menggunakan bahasa sendiri namun arti dan maknanya tetap sama.
Langkah membuat Parafrasa
- Membaca teks keseluruhan
- Menentukan pokok-pokok pikiran wacana
- Menentukan tuturan yang hendak menjadi variasinya
- Menyusun pokok pikiran tanpa mengubah arti
- Menyempurnakan pokok pikiran
- Membentuk wacana sesuai keinginan
Contoh membuat parafrasa dari puisi
Selamat Tinggal
Contoh 2
Ubahlah kalimat langsung berikut ini ke dalam bentuk kalimat tidak langsung.
Perhatikan dan ikuti contoh berikut:
"Anda harus bekerja dengan dua orientasi, yaitu kualitas dan kauntitas secara simultan, "kata Direktur kepada para stafnya, "kalau ingin tetap eksis."
- Direktur mengatakan bahwa para stafnya harus bekerja dengan dua orientasi, yaitu kualitas dan kuantitas secara simultasn. Kalau ingin tetap eksis.
- Direktur berkata kepada para stafnya bahwa kalau ingin tetap eksis, para staf harus berkerja dengan dua orientasi, yaitu kualitas dan kuantitas secara simultan
Pengintisarian wacana
Contoh
Mengatasi
Kenakalan Remaja
.....................................................................................................................................................
Diutarakan Nursyahban , pendekatan hukum yang berarti menegakkan ketentuan yang berlaku
dan membawa si pelaku ke pengadilan, dinilai tak akan menyelesaikan masalah
atau takkan menghentikan terjadinya kejadian serupa di kemudian hari. Yang
paling mungkin bisa menekan terjadinya perbuatan serupa adalah melakukan pendekatan
sosial terhadap para remaja. Namun, itu juga harus dibarengi dengan upaya pembenahan
struktur sosial yang ada saat ini.
Menurut Menurut Beding, memang
pendekatan hukum yang berupa ketegasan aparat penegak hukum adalah salah satu
terapi yang tepat untuk mengatasi semakin meluasnya perbuatan kriminalitas di
kalangan pelajar. Namun, tambahnya, pendekatan hukum diperlukan karena
tindakan yang dilakukan sejumlah oknum pelajar akhir-akhir ini bukan lagi
berbentuk kenakalan yang wajar, melainkan harus diakui telah menimbulkan
rasa cemas, resah dan khawatir pada para oran tua.
Paragraf 1 : Menurut Nursyahbani, untuk
mengatasi kenakalan remaja diperlukan pendekatan
sosial
dan pembenahan struktur sosial, bukan pendekatan hukum.
Paragraf 2 : Menurut Marcel Beding, untuk mengatasi
kenakalan remaja diperlikan pendekatan
hukum karena bentuk kenakalannya sudah tidak
wajar lagi.
Rangkuman : Untuk mengatasi kenakalan remaja diperlukan pendekata sosial dan pembenahan struktur sosial. Jika kenakalan sudah tidak wajar lagi, tindakan hukm harus
diterapkan
0 Comments